ü Inteligensi
terdiri dari keahlian memecahkan masalah dan kemampuan untuk beradaptasi, dan
belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Minat pada inteligensi sering kali
dikaitkan pada perbedaan individual dan panilaian individual. Perbedaan individual
adalah cara dimana orang berbeda satu sama lain secara konsisten dan tetap.
Binet dan Simon adalah orang yang pertama kali menyusun tes inteligensi. Binet
mengembangkan konsep usia mental, dan Stern membuat konsep IQ sebagai MA/CA x
100. Distribusi skor Stanford Binet mendekati kurva normal. Skala Weschler juga
banyak dipakai untuk melihat inteligensi. Semuanya menghasilkan IQ keseluruhan,
IQ verbal dan kinerja.
ü Tes
kelompok lebih nyaman dan ekonomis, tetapi punya sejumlah kekurangan (kurang
kesempatan untuk menyusun laporan; ganguan dari murid lain). Tes inteligensi
kelompok harus dilengkapi dengan informasi relevan lain saat akan membuat
keputusan untukmurid. Hal ini juga berlaku untuk tes inteligensi individual.
ü Spearman
mengatakan bahwa setiap orang memiliki inteligensi umum (g) dan tipe
inteligensi khusus (s). Menurut teori inteligensi triarkis Sternberg,
inteligensi muncul dalam tiga bentuk : analitis, kreatif dan praktis. Gardner
percaya ada delapan tipe inteligensi : verbal, matematika, parsial,
tubuh-kinestetik, musik, wawasan terhadap orang lain, wawasan terhadap diri
sendiri dan naturalis. Proyek Spektrum dan Key School adalah aplikasi
pendidikan dari teori multiple
intelligensi Gardner. Mayer, Salovy, dan Goleman menyakini bahwa
inteligensi emosional adalah aspek penting dari seseorang agar bisa kompeten.
ü Empat
kontroversi dan isu yang berkaitan dengan inteligensi :
·
Persoalan dari sifat bagaimana warisan
dan lingkungan berinteraksi untuk menghasilkan inteligensi
·
Apakah seseorang memiliki inteligensi
umum atau tidak
·
Seberapa adilkah tes inteligensi berlaku
untuk lintas kelompok etnis dan kultural.
·
Apakah murid harus dikelompokkan
berdasarkan kemampuannya (tracking)
Hal penting yang harus disadari bahwa inteligensi
adalah indikator kerja sekarang, bukan potensi tetap.
Evaluasi Gaya Berpikir dan Membaca
ü Gaya
bukan kemampuan akan tetapi cara yang disukai seseorang untuk memanfaatkan
kemampuannya. Masing-masing individu punya sejumlah gaya belajar dan berpikir.
Gaya impulsif/reflektif juga disebut sebagai tempo konseptual. Dikotomi ini
adalah perbedaan antara tendensi untuk bertindak cepat ddan implusif dengan
tendensi untuk menggunakan lebih banyak waktu untuk merespon atau memiirkan (reflect) akurasi dari suatu jawaban.
Murid implusif biasanya membuat banyak kesalahan ketimbang murid reflektif.
Gaya mendalam atau dangkal adalah sejauh mana murid menjalani proses belajar
dengan satu cara yang membantu mereka untuk memahami makna materi (gaya
mendalam) atau sekedar mempelajari apa-apa yang perlu dipelajari (gaya
dangkal).
ü Setiap
kelas punya murid dengan gaya belajar dan brpikir yang berbeda-beda, dan akan
membantu jika guru mengetahui mana gaya murid yang perlu dimodifikasi agar bisa
membantu mereka dalam belajar. Beberapa pengkritik mengatakan bahwa basis riset
untuk gaya belajar dan berpikir ini belum cukup berkembang.
Ø Kepribadian
(personalitas) adalah pemikiran, emosi, adalah perilaku khas yang menjadi ciri
dari cara individu untuk beradaptasi dengan dunianya. Psikolog baru-baru ini
mengidentifikasi “lima besar” faktor kepribadian : stabilitas emosional,
ektraversi, keterbukaan pengalaman, agreeableness,
dan conscientiousness. Faktor “lima
besar” ini memberi guru sebuah kerangka untuk memahami karakteristik kepribadian murid. Konsep interaksi
orang-situasi menyatakan bahwa cara terbaik untuk mengkarakteristikan
kepribadian individu adalah bukan
hanya berdasarkan bakat pembawa saja, tetapi berdasarkan pembawaan dengan
situasinya
Ø Temperatur
adalah gaya perilaku seseorang dan cara merespons yang khas. Chess dan Thomas
meyakini bahwa ada tiga gaya temperatur dasar: easy, difficult, dan slow-to-warm-up.
Temperamen difficult (sulit)
membuat anak mudah kena masalah. Dalam pendidikan yang melibatkan temperamen
anak, guru dapat menunjukan perrhatian dan penghargaan pada individualitas,
mempertimbangkan struktur lingkaran murid, dan mewaspadai problem yang mungkin
timbul apabila menggunakan label “sulit” menggunakan paket program untuk “anak
sulit”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar